TARAKAN – Sebanyak 2.742 kilogram daging ilegal merek Allana berhasil dimusnahkan
Pasca pengungkapan dua kasus belum lama ini. Bertempat di Kantor Balai Karantina Pertanian Tarakan bersama Ditpolairud Polda Kaltara
Pemusnahan daging ilegal dan barang ilegal dilakukan Balai Karantina Pertanian Tarakan bersama Ditpolairud Polda Kaltara, perwakilan Lantamal XIII dan disaksikan oleh perwakilan Pengadilan Negeri Kota Tarakan dan Kejaksaan Negeri Tarakan.
Saat diwawancara, Dirpolairud Polda Kaltara, Kombes Pol Bambang Wiriawan, menjelaskan, pemusnahan ini diharapkan terjadi pengurangan potensi masuknya barang ilegal ke Kaltara dan khususnya ke Kota Tarakan. Pihaknya menunjukan penindakan tegas dilakukan dalam rangka mencegah penyakit yang dibawa oleh media pembawa salah satunya daging dan sayuran.
“Adapun pemusnahan daging ilegal hari ini sebanyak 147 paket yang dikemas dengan berat keseluruhan 2.742 kg untuk jenis daging merek Allana diamankan personel bersama lumpia besar sebanyak 10 dus, lumpia kecil 11 dus, brokoli 9 boks, sosis merek frankfurter ayam sebanyak 10 karung, nugget sebanyak 1 kotak, bebola sebanyak satu kotak, bersama satu unit speedboat M.Adventure berwarna biru dan dua unit handphone yang digunakan pelaku berkomunikasi,”terangnya.
Adapun Kronologisnya sendiri kembali diungkap Dirpolairud Polda Kaltara, sekitar pukul 22.53 WITA, Team Subdit Gakkum mendapatakn ifnormasi bahwa terkait adanya speedboat yang mengangkut daging ilegal dari Malaysia. Kemudian lanjutnya, team gakkum bersama ABK KP.Pelikan dan Subdit Patroli Air Ditpolairud Polda Kaltara berhasil menghentikan satu u nit speedboat yang setelah diperiksa, mengangkut barang diduga ilegal asal Malaysia.
“Barang bukti tidak dilengkapi sertifikat kesehatan dari negara asal, sehingga dilakukan proses lidik lebih lanjut dan berkoordinasi dengan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan,” jelasnya.
Ia melanjutkan, indikasi peredaran menurutnya,selama terjadi disparitas harga apalagi kondisi wilayah ada di perbatasan, kemungkinan peredaran daging dan barang ilegal lainnya masih bisa terjadi.
“Kami aparat tetap berupaya bagaimana caranya semampunya kami untuk menekan peredaran,” jelasnya.